Google, Pertahankan Yang Baik, Ambil Yang Lebih Baik

Suatu hari, salah seorang teman saya minta tunjangan untuk mengembalikan halaman pencarian firefox biar kembali ke Google. Entah kenapa halaman pencariannya berubah ke Yahoo, dan ia kurang menyukainya.

Dengan bahagia hati, saya pun membantunya. Tinggal pilih setelan, pencarian, kemudian kembalikan ke Google. Praktis saja.

Biasanya kalo sudah begini, saya suka nyeletuk, "Perlukah saya tulis artikelnya?" Kawan saya menjawab, "Tulis saja."

Tapi saya sedang malas. Dan saya yakin sudah banyak yang menulis artikelnya. Sebagaimana isengnya saya biasanya, saya pun memasukkan kata kunci "Cara Mengatur Google Sebagai Pencarian Default pada Firefox " pada halaman Google. Sesuai dugaan, hasilnya pencariannya pun melimpah.


Teman saya yang tadi berkata, "Saya sudah lihat di internet, tapi caranya tidak ada yang berhasil."

Masa sih, saya malah ragu.

Saya buka halaman pertama, Wiki How.

Penjelasannya panjang sekali, dengan aneka macam browser. Ada Mozilla, Chrome, Opera, dan lainnya. Lengkaplah berdasarkan saya.

Terus saya tanya pada teman saya, apakah ia mengetikkan kata kunci yang sama menyerupai saya. Tentu saja jawabannya, Tidak. Kata "default" itu terlalu spesifik untuk orang awam.

Selain itu rupanya artikel yang ia temukan dan baca ialah artikel usang dengan tampilan mozilla lama. Mungkin lantaran itu caranya menjadi agak sedikit berrbeda. Saya katakan hal tersebut apa adanya.

Terus bagaimana untuk mengetahui bahwa suatu artikel itu gres atau lama?

Pada halaman pencarian Google biasanya akan terlihat tanggal halaman diterbitkan. Kalaupun tidak, pada blog yang dikunjungi sanggup dilihat tanggal terbit suatu artikel.

Nah, komentar teman saya selanjutnya adalah, "Kenapa Google harus menampilkan artikel lama? Kenapa tidak artikel yang gres saja yang ditampilkan?"

Pertanyaan yang bagus.

Walaupun saya bukan Google, tapi saya mencoba menebak alasannya. Karena artikel terbaru bukan berarti artikel terbaik. Oleh karenanya, pada hasil pencarian Google, artikel usang dan artikel gres sama-sama punya kesempatan muncul di halaman pertama.

Dalam setiap harinya, ribuan artikel terbit di internet. Dari sekian ribu artikel yang terbit, banyak diantaranya yang membahas sesuatu yang serupa dengan artikel yang sudah terbit. Bagaimana Google memutuskan untuk menampilkan hasil pencarian itulah yang dibahas dalam SEO. Dan tentu saja SEO Google bukanlah tipe yang hanya menampilkan artikel terbaru di halaman satu.

Sebenarnya maksud teman saya bukanlah supaya artikel terbaru yang muncul di halaman pencarian. Tapi ia ingin artikel yang sesuai dengan harapan ia yang muncul di halaman pencarian.

Saat ia memasukkan kata kunci dan hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya, ujung-ujungnya ia minta tunjangan saya untuk menuntaskan masalahnya.

Ada beberapa hal yang mungkin menjadikan hasil pencariannya tidak sesuai dengan yang ia inginkan. Diantaranya ialah kata kunci yang ia masukkan di penelusuran Google.

Penggunaan kata Default misalnya. Banyak artikel yang terbaru dan relevan dengan kata kunci yang dimaksud kesannya muncul di pencarian. Tapi dikala kalimat yang lebih sederhana yang dimasukkan, artikel usang yang muncul dan sudah tidak relevan lagi.

Sebagai pengguna Google, kita berharap Google sanggup menyajikan sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Kenyataannya Google hanyalah mesin pencari yang mencoba mencarikan sesuatu di dunia maya dari sekian banyak hal yang telah dipublikasikan di internet.

Pada dasarnya, apa yang teman saya cari dan apa yang saya cari ialah sama, meskipun dengan penggunaan kata kunci yang berbeda. Namun perbedaan kata kunci tersebut menciptakan saya menemukan tanggapan yang sesuai di internet dan teman saya tidak. Maka hal ini membuatnya kecewa.

Perbedaan penggunaan kata kunci di sini, sanggup disebabkan lantaran saya berpikir sebagaimana penulis blog. Saya memikirkan kosa kata apa yang mungkin ditulis oleh blogger. Sedangkan teman saya ialah pengguna biasa yang memasukkan kata kunci apa adanya sesuai pengetahuannya.

Google terus memperbaharui alogaritmanya. Mungkin lantaran Google tidak ingin mengecewakan orang menyerupai teman saya tersebut. Karena kenyataannya, pengguna mesin pencari Google dominan ialah orang-orang menyerupai teman saya tadi.

Akibatnya, banyak blogger yang was-was dengan perubahan alogarima Google. Takut posisi artikelnya tenggelam. Takut pengunjungnya berkurang.

Padahal sanggup jadi Google juga memakai prinsip, mempertahankan yang usang yang masih baik, dan mengambil yang gres yang lebih baik. Dengan begitu ia sanggup menyajikan hasil pencarian terbaik.

Saya juga blogger. Namun saya tidak terlalu memikirkan perihal aneka macam alogaritma tersebut. Karena saya memang tidak terlalu mengerti.

Sebelum menjadi seorang blogger, saya telah menjadi seorang pengguna mesin pencarian Google terlebih dulu. Sama menyerupai yang lain, dikala memakai mesin pencarian Google, saya berharap mendapat hasil pencarian terbaik. Oleh kareanya, saya mendukung semua perubahan alogaritma yang diharapkan jikalau dengan begitu sanggup menemukan apa yang saya inginkan.

Adapun diri saya sebagai seorang blogger, tetap akan terus menulis, bagaimanapun perubahan yang dilakukan Google. Perihal bagaimana saya menulis, kembali kepada kata-kata bijak di atas. Pertahankan yang usang yang masih bagus, dan ambil yang gres yang lebih baik.

Post a Comment

0 Comments

close