Pesan Bunyi Whatsapp, Solusi Bagi Yang Malas Ngetik

Salah satu fitur di WhatsApp (WA) yakni pesan suara. Pada salah satu grup yang saya ikuti, suka sekali anggotanya mengirim pesan suara. Pesan yang dikirim biasanya pendek-pendek saja, cuma beberapa detik. Yang saya heran, kenapa mereka suka sekali mengirim pesan suara, rasanya menciptakan memori HP cepat habis.

Saat saya mengikuti sebuah pembelajaran Bahasa Arab online lewat jadwal BISA, di sana ada bahan hapalan yang harus dikirim lewat pesan suara. Dengan pesan suara, maka musyrifah/pembimbing sanggup mengoreksi apabila ada hapalan yang kurang tepat. Dari sana saya mencicipi besarnya manfaat pesan suara.

Cara Mengirimkan Pesan Suara Lewat WhatsApp

Pesan bunyi sanggup dikirimkan melalui pesan pribadi kepada satu individu maupun kepada orang banyak di dalam grup.

Untuk mengirim pesan bunyi cukup dengan menekan usang lambang mikrofon di pojok kanan bawah.
Setelah itu ucapkan pesan yang ingin dikirim.
Lepaskan tombol untuk mengirimkan pesan.

Jika ingin membatalkan pesan yang telah direkam sebelum dikirim, jangan lepaskan tombol, tapi geser ke sebelah kiri untuk menghapus rekaman.


Perbedaan Pesan Suara dan Pesan Audio

Pesan bunyi berbeda dengan pesan audio. Meskipun keduanya sama-sama berupa bunyi atau bunyi. Pesan bunyi berupa pesan yang direkam pribadi memakai aplikasi WA. Sedangkan pesan audio sanggup berasal dari file audio yang berada di HP atau pesan bunyi dari orang lain yang diteruskan.

Untuk menghemat kuota, pengguna WA sanggup mengatur apakah setiap media yang masuk pribadi otomatis terdownload atau harus didownload secara manual. Hal ini berlaku untuk semua media, baik berupa dokumen, video, gambar, dan audio.

Cara melakukannya yaitu dengan menekan tombol setelan kemudian penggunaan data.


Tetapi berbeda dengan pesan suara. Karena pesan bunyi dianggap penting dalam bab komunikasi, setiap pesan bunyi yang hingga akan otomatis terdownload selama ada koneksi internet. Oleh alasannya yakni itu pengguna tidak perlu mendownload pesan bunyi secara manual.

Selain itu jenis file pada pesan bunyi bukanlah Mp3 tapi biasanya aac. File ini berukuran kecil dan hanya sanggup didengarkan melalui aplikasi WA.

Dalam praktiknya saya tetap lebih menyukai pesan yang diketik daripada diucapakan. Hanya kalau diharapkan saja saya mengirim pesan suara.

Namun pernah suatu ketika, salah seorang siswa yang telah lulus bertanya kepada saya perihal suatu topik. Meskipun sanggup menjelaskannya, ternyata mengetik secara panjang lebar di WA sangat melelahkan sekali. Ujung-ujungnya, saya mengirim pesan bunyi berisi klarifikasi topik tersebut.

Mungkin itulah salah satu alasan banyaknya pesan bunyi yang dikirim. Karena pengirimnya malas mengetik.

Post a Comment

0 Comments

close