Jne, Barang Diantar Hari Selasa

Cuacanya panas dan gerah. Dapat email notifikasi dari Shopee. Apakah barang sudah diterima? Jika hingga tanggal 29 Oktober 2017 tidak ada informasi dari Anda, uang akan tetap kami serahkan pada penjual.

Saya mengecek lagi status barang yang saya pesan di Shopee. Masih berada di kantor JNE, entah Banjarmasin atau Martapura. Sudah beberapa hari laporannya menyerupai itu saja.

Saya pun menanyakan adik saya apakah ada kiriman barang ke rumah. Tapi memang tidak ada. Mungkin masih tertahan di JNE. Dia mengusulkan untuk menelpon saja.

Saya mencoba mencari nomor JNE Banjarmasin di internet. Tapi tidak yakin mana nomor yang benar.

Tiba-tiba saya ingat pernah ditelpon oleh nomor tidak dikenal beberapa hari yang kemudian sebanyak dua kali. Waktu itu tidak saya angkat sebab sedang mengajar dan HP di kantor. Saat saya coba telpon balik, namun tidak diangkat.

Teman saya bilang, jikalau itu telpon penting, niscaya orangnya menelpon lagi atau SMS. Tapi sesudah itu tidak ada kabar lagi dan saya pun lupa.

Maka saya mencari nomor telepon tersebut di riwayat telpon dan menemukannya. Saya pun eksklusif menelponnya.


Asumsinya, mungkin saja itu nomor JNE yang mau mengantar barang namun tidak jadi. Jika bukan, saya cukup minta maaf dan bilang salah sambung.

Begitu diangkat, saya eksklusif tanya apakah itu nomor JNE, dan ternyata benar. Karena bawaan panas, saya eksklusif aja nanya, kenapa barang pesanan saya tak kunjung diantar.

Yang menjawab pun menanyakan nama dan alamat saya. Begitu saya jawab, dia menyampaikan sudah menelpon saya tapi tidak diangkat. Saya pun membalas, bahwa saya juga sudah nelpon balik, namun tidak diangkat.

Selanjutnya saya tanya, kapan barang saya akan diantar.

Jawaban dari JNE adalah, barang diantar hari Selasa.

Terus saya tanya, mau memastikan alamat rumah saya kini atau tidak. Dia bilang nanti saja hari Selasa sekalian.

Karena saya juga sudah malas, saya iyakan saja. Kemudian telepon ditutup.

Padahal, jikalau hari Selasa nanti ditelpon, saya tidak yakin apa sanggup mengangkat telepon. Karena saya jarang membawa telpon ke kelas, takut mengganggu pelajaran.

Saya akui, ketika ngomong ditelpon, bawaan saya agak emosi. Mungkin juga sebab imbas cuaca yang sedang panas dan gerah.

Kronologisnya.

Supaya lebih terang mungkin saya ceritakan kronologisnya dari awal saja.

Salah seorang sepupu saya ingin membeli barang di Shopee. Karena dia tidak punya akunnya dan tidak mengerti permbelian online, dia pun meminta saya untuk melaksanakan pemesanan hingga chekout memakai akun saya.

Rabu, 18 Oktober, saya melaksanakan pemesanan barang dan pembayaran lewat shoope.

Jumat, 20 Oktober, barang dikirim oleh penjual lewat JNE OKE dari Jakarta.

Selasa, 23 Oktober, saya mendapat 2 panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal, ketika saya telpon balik, tidak diangkat.

Sabtu, 28 Oktober, saya mendapat email dari Shopee terkait penyerahan dana kepada penjual.

Sabtu, 28 Oktober, saya menelpon JNE dan mendapat tanggapan menyerupai kisah di atas.

Yang menciptakan saya kesal yakni JNE mengesampingkan barang saya hanya sebab telpon yang tidak diangkat. Dua kali panggilan gagal dan barang saya masuk kategori diantar pekan depan.

Pekan depan, bukan keesokan harinya.

Bahkan ketika ditelpon pun ringan saja dia bilang, Barang Diantar Hari Selasa.

Oke lah. Mungkin memang saya yang tidak tahu kegiatan JNE untuk berkeliling mengantar barang. Selain itu JNE OKE memang populer murah sebab kualitasnya yang kurang.

Tapi sekali lagi, mungkin sebab cuaca panas, hati saya juga ikut panas.

Sebenarnya saya merasa kasihan juga sama penjual di Shopee. Ketika barang belum hingga ke rumah pembeli maka dana tidak akan diteruskan ke penjual. Saya pun mustahil menekan tombol barang hingga jikalau barang memang belum sampai.

Kalau saya mau, bantu-membantu sanggup saja saya singgah ke JNE Martapura sepulang kerja. Tapi ketika sedang emosi, takutnya malah marah-marah di sana. Biarlah barang diantar ke rumah dan diterima oleh adik saya.

Jika sudah begini, biasanya saya selalu menbandingkannya dengan Pak Pos. Bagi saya dan adik Pak Pos is the best. Beliau selalu tahu kemana harus mengantarkan surat dan paket untuk kami. Bahkan ketika rumah kami ganti nomor sebab pergantian ketua RT, atau kami pindah ke rumah yang baru, kiriman untuk kami selalu datang dengan selamat.

Tak pernah dia menelpon untuk memastikan alamat. Tidak menyerupai kurir lain yang setiap kali antar barang harus menelpon. Padahal jelas-jelas ini bukan pertama kalinya saya memakai kurir tersebut.

Mungkin sebab itu saya lebih suka pengiriman lewat kantor pos. Jika tak ada pilihan pos, terpaksa pilih yang lain.

Post a Comment

0 Comments

close