Siapa kah penulis paling mahir yang kalian kenal?
Saya sendiri tidak arif menilai. Tapi tentu kalian mengenal dua nama ini, Imam Bukhari dan Imam Muslim. Kedua nama ini begitu populer alasannya yaitu kitab hadits yang telah mereka susun atau tulis.
Jika merujuk pada para penulis masa kini, tentu aja sederetan nama yang juga sangat terkenal. Misalnya JK Rowling dengan Harry Potter-nya, atau Habiburrahman dengan Ayat-ayat Cinta-nya, dan masih banyak yang lainnya.
Mengapa para penulis tersebut begitu terkenal? Apa yang telah mereka hasilkan? Jawabannya yaitu buku.
Menerbitkan Buku
Apakah, semua orang bisa menghasilkan karya ibarat mereka? Jawabannya ada pada masing-masing individu itu sendiri.
Dari dulu saya pun ingin sekali menerbitkan buku, bahkan hingga ikut FLP. Rupanya tekad saya belum berpengaruh alasannya yaitu hingga kini belum bisa menerbitkan buku.
Tapi menerbitkan buku memang berbeda dengan menulis buku. Adik saya sudah menamatkan goresan pena novelnya, perlu usaha berkali-kali ditolak, hingga kesudahannya novelnya bisa terbit.
Buku memang mempunyai keistimewaan tersendiri. Sebagai materi bacaan, buku merupakan bacaan yang paling praktis. Tidak perlu mikirin kuota. Tidak peduli baterai habis. Paling-paling kalau malam perlu cahaya lampu.
Tapi buku memang telah melewati banyak sekali generasi. Apalagi buku-buku terbaik, mereka dijaga dan dipelihara. Sebenarnya bukan bukunya, tapi ilmu di dalamnya. Dan gesekan ilmu tersebut bisa berada di sana, merupakan bukti keberadaan sang penulisnya.
Sebelum buku tersebut hingga ke tangan pembaca, ia telah melewati proses yang panjang. Berapa banyak naskah jadi, yang tidak bisa terlahir dalam bentuk buku. Dan apakah nasib goresan pena tersebut akan berakhir cukup hingga di situ. Sekali lagi penulislah yang menentukannya.
Membuat E-book
Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Abdul Somad, Lc. pernah berkata bahwa dia telah berjanji untuk menulis buku dan telah melakukannya. Buku tersebut bisa didownload di internet, gratis.
Ternyata ada cara lain untuk membuatkan buku, yaitu melalui internet. Walaupun tidak berbentuk buku cetak, tapi hanya berupa file atau ebook.
Ada banyak sekali ebook yang beredar di dunia maya, baik itu gratis maupun berbayar. Beberapa yaitu ilegal dan beberapa memang nrimo membagikannya.
Dengan cara membagikan ebook, tidak perlu berpikir problem penerbitan. Biaya produksi bisa ditekan dan tidak perlu tergantung pada penerbit. Tentu saja keputusan untuk membuatkan ebook tersebut kembali kepada sang penulis.
Kelebihan e-book dibanding buku yaitu lebih gampang dibawa kemana saja. Karena datanya tersimpan dalam perangkat elektronik yang tidak memerlukan banyak tempat. Selain itu goresan pena dalam bentuk file lebih memudahkan sajian search atau pencarian dibandingkan dengan buku.
Kekurangannya yaitu tidak semua orang terbiasanya membaca lewat layar apalagi kalau halaman yang dibaca mencapai ratusan. Selain itu peralatan elektronik memerlukan energi listrik. Jika HP atau laptop mati, maka e-book pun tidak bisa dibaca.
Dalam perkembangannya,bBeberapa e-book yang dibagikan secara gratis bahkan kesudahannya bisa naik cetak alasannya yaitu banyaknya orang yang menyukai e-book tersebut. Bagaimana pun membaca goresan pena yang halamannya ratusan lebih nyaman dalam bentuk buku dari pada hanya membaca e-book di layar monitor.
Menulis di Blog
Meskipun suka menulis, sayang kemampuan saya belum hingga pada tahap menuntaskan sebuah buku utuh. Rupanya gres hingga pada penulisan artikel sederhana ibarat ini kemampuan saya.
Meski begitu, menulis di blog mempunyai makna yang tidak kalah daripada menulis buku. Cobalah tengok blog-blog besar. Amat baik pembagian terstruktur mengenai mereka.
Saat saya mengatakan blog Maniak Menulis pada salah seorang teman, dia hingga berkata, apakah penulisnya pengarang buku. Saya jawab, bukan.
Semangat saya pun untuk juga menulis di blog meningkat juga. Setidaknya ada jalur untuk menyalurkan goresan pena saya.
Jika dibandingkan dengan buku dan e-book, goresan pena di blog lebih gampang sekaligus lebih sulit diakses. Dikatakan lebih mudah, alasannya yaitu bisa dibaca dari perangkat mana saja selama ada jaringan internet. Dikatakan lebih susah alasannya yaitu sangat tergantung dengan internet. Jika tak ada sinyal, maka tidak bisa diakses sama sekali.
Sebagai blogger, pernahkah kalian berandai-andai, server google down dan semua goresan pena tersebut menghilang?
Tak usah terlalu jauh. Saya yakin ada yang pernah mencicipi akun bloggernya disuspend oleh google. Hilanglah semua goresan pena yang pernah dimuat. Ada pula yang mungkin bermasalah dengan hostingnya.
Hilangnya goresan pena di blog memang lebih rawan dari pada di buku atau e-book. Beberapa blogger berpengalaman mungkin melaksanakan back up sebagai cadangan. Tapi tampaknya lebih banyak yang berpositif thinking saja dan membiarkan apa adanya.
Saya sendiri hingga ketika ini belum melaksanakan back up akan isi blog yang saya miliki. Hanya saja kebiasaan menulis di one note sebelum dicopas ke blog menciptakan saya mempunyai materi mentah banyak sekali artikel yang saya terbitkan.
Jika membandingkan antara buku, ebook, dan blog, maka saya langsung tetap menganggap buku lebih baik. Mungkin alasannya yaitu buku yaitu yang paling renta dan telah melewati banyak sekali masa. Tapi penulis yang telah menerbitkan lebih dari 100 buku ibarat Kang Arul pun tetap melaksanakan acara blogging.
Berhubung saya belum bisa menerbitkan buku atau menciptakan e-book, saya nikmati sajalah perjalanan blogging ini. Selama saya masih bisa menulis apapun bentuknya di situlah kemampuan saya, dan saya menikmati segala prosesnya.

0 Comments