Hari ini aku menerima notifikasi yang tidak biasa dari Google Maps, disertai dengan tanda seru berwarna merah. Isinya berbunyi:
"1 jam 2 menit ke rumah. 19 menit lebih lambat dari biasanya. Lalu lintas padat."

Saya memang memasukkan alamat rumah dan sekolah tempat aku bekerja ke Google maps. Biar gampang saja mengukur jarak dan prediksi perjalanan ketika aku memakai aplikasi ini.
Hampir setiap hari aku menerima notifikasi arus kemudian lintas. Tapi biasanya aku cuekin saja, alasannya memang aku tidak pernah melewati jalur macet. Andaipun terlambat ke sekolah, itu murni alasannya aku yang telat berangkat.
Tapi hari ini notifikasi menyatakan kemacetan. Sesuatu yang tidak biasa tapi sudah menjadi kebiasaan setiap tahun. Karena adanya arus kembali dari program Haul Abah Guru Sekumpul. Arus kemudian lintas ketika haul jauh lebih padat dari pada arus pulang kampung lebaran.
Tanggal 25 Maret kemarin ialah program puncak haul Abah Guru Sekumpul yang ke 13. Saya juga menghadiri program tersebut dan menginap di Sekumpul sehari sebelumnya untuk menghindari kemacetan. Pagi hari aku eksklusif berangkat kerja dan sore hari gres pulang ke rumah.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 1 juta orang dari banyak sekali daerah. Pada H+1 kemudian lintas dipadati oleh orang-orang yang kembali ke tempat asal masing-masing. Jamaah yang berasal dari Kaltim dan sebagian Kalteng melewati jalan utama di erat rumah saya.
Lalu bagaimana Google Maps mengetahui kepadatan arus kemudian lintas dan kemacetan secara realtime?
Tanpa disadari banyak orang yang memakai android dan mengaktifkan layanan GPS. Laporan pengguna GPS dikirimkan ke sentra google dan terintegrasi dengan google maps.
Oleh alasannya itu google sanggup mengetahui kalau ada kepadatan pengguna pada suatu jalan. Dari sanalah google maps sanggup melaporkan bahwa pada jalan tertentu kemudian lintas padat.
Selain itu Google juga memantau pergerakan pengguna. Saat banyak pengguna yang bergerak dengan lambat atau lebih lambat dari pada biasanya, disanalah prediksi kemacetan diperoleh.
Saat ini, aku yakin ada banyak kendaraan beroda empat yang bergerak lambat di jalan A.Yani depan rumah saya. Maka aku pun harus bersabar kalau akan bergabung dengan mereka dalam perjalanan menuju rumah.
Walaupun perjalanan jauh ditambah jalanan macet, aku yakin tak ada penyesalan. Insya Allah tahun depan kami akan kembali lagi ke Sekumpul.
0 Comments